Senin, 26 Maret 2012

AMBIGU


Dahulu, hanya sebuah cerita
Cerita remaja biasa
Pertemanan, persahabatan.
Cinta?
Aku belum berpikir sejauh itu
Aku hanya berpikir,
Saat ini adalah saat yang bagus untuk berteman
Tapi, sejak aku melihatnya,
Semua berubah
Semua berbeda
Caraku memandangnya,
Caraku memerhatikan setiap gerakannya,
Aku merasakannya.
Merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan
Sesuatu yang lain
Indah,
Setiap harinya.
Indah,
Setiap langkah kakinya.
Indah,
Setiap aku menyayanginya dengan caraku sendiri.
Menyadarinya?
Ya! Aku menyadarinya.
Rasa sayang padanya semakin meningkat setiap detiknya
Itu yang aku rasakan.
Yang dia rasakan?
Aku tidak tahu
Dia terlalu misterius
Seperti, kau tahu?
Seperti legenda.
Ada bukti nyata,
Tapi tak ada saksi hidup.


Ambigu.
Ya, itulah dia.
Ambigu yang sempurna
Ambigu yang membuatku mencintainya
Mencintai tanpa sebuah alasan
Mencintai semua tentang dirinya.
Seluruh tubuhku menginginkannya
Nafsu yang membuncah ini,
Tak dapat aku sembunyikan.
Tangan yang kokoh,
Yang selalu ingin aku genggam.
Dada yang bidang,
Ingin sekali aku bersandar disana.
Rambut yang halus dan hitam,
Yang selalu ingin aku belai.
Mata yang lembut dan sarat ketegasan,
Terpancar didalamnya.
Aku menginginkannya.
Menginginkan semua bagian dirinya.
Termasuk cintanya.
Ingin menjadikannya milikku untuk selamanya.
Tapi, seperti yang aku katakan.
Dia adalah ambigu.
Tidak pasti, dan keraguan.
Misterius,
Dan aku tetap mencintainya.
Entah sampai kapan...
Dan aku berharap,
Ambigu itu akan lenyap.
Dan mata itu,
Akan menatapku penuh cinta
Dan mulutnya yang tipis itu berkata,
Aku mencintaimu,
Setiap detik dalam hidupku.
Aku bahagia telah memilihmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar