Minggu, 20 Juli 2014

FOTO BAKSOS SMASA 2014





tugas humas
undangan jadi panitia
keplek terakhir sebelum keplek unas
rolling door nya dingin kak
penerbangan lampion





malem malem gini
panitia

BAKTI SOSIAL SMAN 1 SURABAYA part 2



H-2
Bingkisan dari adik-adik LOS sudah terkumpul. Itu isinya alat-alat tulis buat adik-adik panti asuhannya. Lalu ada juga sembako. Buat pantinya…
Tugas panitia baksos kali ini adalah…. Menyortir bingkisan, mainan dan tanggal kadaluarsa sembako nya. Great!
Dan Ratri, mendapat bagian ngelepasin harga, menghitung banyaknya bingkisan, dan menyortir tanggal kadaluarsa. Di bantu dengan 2 orang panitia. Yg 7 lainnya, pada melepaskan solasi yg diberikan adik kelas kepada bingkisannya. Lengket… dan memasukkan bingkisan ke dalam tas oenyoe yg sudah dibeli dengan penuh perjuangan kemarin. Alay.
Dari pagi sampai sore, belum selesai. Karena mainannya baru datang hari ini. Jadi, dilanjutkan besok.
H-1
Nah, ini udah mulai masuk untuk anak kelas 12 nya. Take a break sebentar lah buat temu kangen temen sekelas sama guru baru wkwk
Langsung jam 1, kita kerja lagi. Bungkus mainan dan bungkus bingkisan. Mindahin tas dari lantai 2 ke sekos. Untung Smasa kecil….
Sie acara pada bungkus-bungkus. Sie konsumsi sibuk masalah konsumsi panitia nanti buat buka puasa. Sie dekorasi di php sama jasa pengiriman untuk masalah lampion (sabar ya fadil faishal Justin Adit). Sie perlengkapan sudah menyiapkan halogen. Tinggal nunggu perintah untuk memasang.
Lalu… masalah datang lagi. Sie sponsor minta acaranya diadakan di lapangan luar. Sedangkan sie acara sudah siap sedia dengan segala planningnya itu di lapangan dalam. Karena kalau di lapangan luar, penjagaan anak-anak dan ijin dari sekolah susah. Sudah H-1. Akhirnya setelah melalui debat air mata, kita fix pake lapangan dalam. Lapangan luar hanya dipakai untuk parkir dan penerbangan lampion besok malamnya.
Dengan perintah yang sudah turun dan tenda dan level dari pihak sponsor sudah datang, mulailah kita bekerja dengan penuh semangat.
Sie perlengkapan dan anak-anak cowok pada masang kabel-kabel, lakban sana sini, paku sana sini, manjat-manjat buat masang lcd dan halogennya.
Maghrib pun tiba… kita berbuka puasa dengan menu seadanya. Tapi seriusan. Ayam sama sambel goreng kentangnya enak bingits. Firly pesenin lagi poo aku mau J))
Setelah sholat maghrib, kita mulai kerja lagi. Lampion, banner beserta sie dekor yang membawanya, telah hadir. Setelah di php juanda-jn*-juanda lagi.
Derry, Glady, pada manjat pohon tanjung sambil masang lcd. Firmanda, Dwi pada masang halogen. Sisanya, pada jadi safety kali-kali Derry jatuh wkwk. Dion dan 2 anak cowok lain (aku lupa siapa) ke lantai 2 buat masang banner baksos yg besar. Lalu…. Mereka teriak-teriak berlarian turun ke bawah. Karena computer di ruang TIK pada nyala satu persatu. WTF.
Awalnya pas aku berangkat sholat maghrib, ruang TIK itu gelap tapi ada cahaya biru kyk cahaya desktop computer. Aku ya positif thinking aja. Mungkin emang kalo listrik aliran situ nyala, computer ikutan nyala. Eh, gak taunya kata Dion sama Ravi, komputernya pada nyala satu persatu. Dan cahaya di ruang TIK makin ngejreng. Hiiii…..
Anak cewek sibuk bungkus bingkisan gak selesai-selesai. Aku mira reva bunga menyortir lampion untuk pesanan kelas. Itu berlangsung sampai pukul 7 malam. Lalu, ibu sudah telpon. Karena sudah malam, akhirnya aku nego untuk pulang jam setengah 8. Wkwk yaudah, semuanya pulang jam setengah 9. Padahal ijin pake smasa sampe jam 8 J

HARI H waktu pagi
Kita masih dalam jam belajar mengajar. Tapi Cuma gak ada guru yang ngajar. Akhirnya gabut. Pada ke lapangan dalam melanjutkan mendekor dan beres beres sekos biar rapi dari kertas dan bingkisan. Masukin stiker baksos k etas bingkisan, leyeh-leyeh di tumpukan karpet sambil selfie bareng. Ngelihatin Derry, Glady, Dwi manjat-manjat.
Lalu sosialisasi masalah lampion, cara masang lilinnya sama sosialisasi masalah acapella. Setelah itu humas dapet tugas lagi. Daftar nama panti dan anak-anaknya. Oke J
Sudah, sekitar jam 10, aku dan bunga pulang ke rumah bunga. Tidur sebentar. Lalu mandi, siap-siap, jam setengah 1 kita balik ke smasa.

HARI H siang hari
Sampe di sekolah, aku langsung di cegat Dwi. Disuruh jemput panti asuhannya. Oke. Humas dan transportasi berangkat menuju panti asuhan. Dan angkutan yang sudah di pesan, akan datang jam 2.
Aku sama dwi, berangkat ke panti yg deket sama smasa. Dan bemonya tepat waktu datengnya. Nggak masalah. Yg jadi masalah, 3 bemo lain, telat! WTF
Aku sama dwi panic. Bemo yg untuk ke panti di daerah suromadu, nyasar. Gangnya udah jelas, tapi supirnya ngeyel aja kalau nggak ada gangnya. Huha
Bemo ke panti di simo, gak dating-dateng padahl udah jam setengah 3 lebih. Masalah yg satunya, Pembina yg ikut 5 orang. Gak cukup 1 bemo. Wtf.
Entah bagaimana anak buahku menyelesaikan masalahnya, sampailah semua panti asuhan ke smasa meskipun tekat. Dan acara sudah molor 15 menit. Untung aja nggak seberapa berpengaruh sama jam acara lainnya.
Acara berjalan lancar di lapangan dalam. Lomba acapella dan menghias lampion juga berjalan lancar. Sampailah di adzan maghrib dan berbuka bersama anak yatimnya.
Terus jam setengah 7, semua undangan dan warga smasa, menuju ke lapangan luar. Karena acara yang ditunggu-tunggu akan dimulai.
Disana, MC sudah memberikan instruksi penerbangan lampion. Para siswa juga sudah diberi lilin dan korek untuk menyalakan apinya. Dan….
3…..2……1……
Langit di Surabaya, tepatnya di atas smasa, berubah menjadi kumpulan lampion warna-warni bak bintang bertaburan di langit malam. Indah. Sangat bagus. Aku sampai terharu wkwk
Pengabadian momen disana-sini, kamera jeprat-jepret. Sie pubdok sibuk mengabadikan setiap momen. Sampai-sampai lensa uv punya nabmarsya pecah. Nggak tau gimana ceritanya. Mahal kak mahal…. L
Nggak lama, adik pantinya manggil Azizah…
“Mbak Azizah, mbak Azizah, itu lampionnya kebakar.” Azizah jek sibuk ambek kamera e.
“He panitia mana panitia? Itu gimana itu?”
WTF! Ada lampion nyangkut di pohon. Aku masih santai. Soalnya menurutku itu gak akan membakar daundaun karena beberapa hari yang lalu sempat hujan. Yaudah, aku masih lanjut berfoto sama anak-anak alay.
Dan kedua…. WTF sumpah rasanya lemes banget ngelihat ada lampion nyangkut di kabel listrik…
Aku langsung diem. Mbatin gini…
“iki terlalu tinggi. Lek disiram banyu, gak nyampe. Di lempar batu, nanti kena orang. Iki lek sampe kobongan, sampe konslet, terus sak Surabaya mati lampu, urusane gak Cuma ambek kepsek, polsek. Urusane langsung ambek bu risma. Engkok diseneni ‘ini uang rakyat’ yaopo iki reek….”
Lalu dengan seluruh kerja keras dan doa, Alhamdulillah apinya mati. Sorak sorai membahana. Tepuk tangan dimana-mana…
Merasa sangat bahagia, dan terharu melihat semua foto-foto tentang lampion ada di path, Instagram, LINE. Ijadikan cover, profpict. Rasanya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata :)
Melihat semua orang suka sama acaramu, melihat semua orang tersenyum karena usahamu, rasa senangnya nggak bisa digambarkan dengan hanya berkata-kata. Nggak bisa di keluarkan. Hanya bisa dirasakan. Bahagianya tuh disini <3
Terima kasih atas kerja kerasmu PANITIA BAKSOS SMAN 1 SURABAYA 2014. Tanpa kalian, aku hanya seorang siswi smasa biasa. Tapi dengan adanya kalian, kita membuat kenangan yang tak terlupakan :) terima kasih

BAKTI SOSIAL SMAN 1 SURABAYA part 1



pertama-tama...
Kami, selaku Panitia Bakti Sosial SMAN 1 Surabaya, mengucapkn terima kasih atas keridhoan Allah dalam acara ini. Atas kelancaran yang di berikan olehNya dari awal persiapan hingga akhir acara. Alhamdulillah.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Surabaya, pak Yo, para wakasek (pak roedy, pak ari, pak sar, pak pri).
Terima kasih kepada para guru, karyawan dan murid-murid SMAN 1 Surabaya, yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan acara baksos tahun 201 ini.
Terima kasih kepada YAMAHA. Atas kerjasama yang dilakukan dengan kami. Terima kasih karena sudah membuat acara ini berjalan lancar.
Dan, terima kasih dengan setulus hati, untuk panitia acara baksos. Tanpa kalian, baksos ini nggak akan berjalan lancar seperti ini J

Acara baksos smasa berlangsung tanggal 18 Juli 2014. Bertempat di lapangan dalam SMAN 1 Surabaya. Sponsor utama kita, YAMAHA. Panitia kita terdiri dari 61 orang yang dipilih melalui perwakilan tiap-tiap ekskul. Kerja keras panitia membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Acara dapat berjalan lancar walau ada sedikit kendala.
H-1 bulan.
Kita, para panitia, berkumpul untuk rapat perdana. Membahas masalah proker tiap Sie. Aku, koord humas. Anggotaku, tyok lisa saras (terima kasih Humas galauers). Tiap sie mendapatkan tugasnya masing-masing. Setelah itu, membahas tema acara dan rundown oret-oretan. Terus bahas target dana dan dekorasi.
Rapat ke-2.
Kita membahas masalah dana, dekorasi dan isi acara. Untuk dekorasi, kita sampe heboh di LINE grup baksos. Karena pada awalnya kita menggunakan tema Arabian gitu, ada yang ngusulin dekorasinya pake unta. Mulai dari bikin unta dari gabus, sampai mau nyewa unta di KBS -.- pembahasan masalah unta ini berlangsung kurang lebih 1 minggu di LINE. Wtf.
Untuk acara, kita sibuk untuk usul isi acara yang beda dari tahun kemarin, fresh, dan nggak ngebosenin. Dan dapatlah ide. Kita mau mengadakan bazaar. Bazaarnya itu isinya kita jual takjil tiap kelas. Jadi sekalian belajar wirausaha (?). kesalahan kita, kita sudah sosialisasi masalah bazaar ini sebelum proposal di revisi. Jadilah, pak roedy nggak setuju dengan acara bazaar. Alasannya, nanti acara baksosnya nggak terlihat. Dan acar bakal terganggu dengan transaksi jual beli takjil. Akhirnya rencana ini, batal.
Untuk dana, sie dana usaha sudah mendapatkan daftar target donator. Lalu pembagian tim cari dana. Terbagi dalam 5 wilayah. Timur, barat, selatan, utara, dan pusat. 1 tim terdiri dari 5-7 panitia. Yang diambil dari sie dana usaha, humas, konsumsi, kamjin, dan transportasi. Pengecualian, koord selain koord dana usaha, boleh ikut boleh tidak. Alhamdulillah.


Hari berikutnya….
Setelah pembagian tim cari dana, menyebarlah kita ke rumah-rumah para donatur yang baik hati. Hari pertama berjalan lancar dan memperoleh hasil yang lumayan. Hari kedua, aku ikut turun tangan. Sekalian humas nyebar udangan ke panti asuhan. Alhamdulillah, 3 panti asuhan mengatakan bersedia dating dalam acara baksos. Lalu dilanjut dengan mencari dana lagi. Dan Alhamdulillah dapet lumayan lagi.
Rapat ke-3.
Rapat ini membahas panti asuhan yang diundang, masalah acara dan dekorasi serta uang kas. Wkwk
Panti asuhan yg sudah fix, 3 panti. 1 panti asuhan masih dalam proses “nanti kami kabari lagi ya mbak”.
Dekorasi sibuk dengan model panggung dan backdrop nya.
Acara sibuk dengan paerganian acara dari bazaar menuju ke sesuatu yang bakal mengejutkan *wualay*. Lalu berbagai usulan masuk. Aku gak mau kalah, jadilah aku ikut usul…
Karena terinspirasi dari ftv yang aku lihat sebelum berangkat rapat, ada yg nerbangin lapion gitu. Meskipun itu ceritanya cinta-cintaan -.-
“Rek, gimana kalau pake lampion? Di terbangin gitu?” aku usul dengan antusias bakal nerbangin bareng sang kekasih, namun aku lupa. Kekasihku masih on the way.
“Boleh! Itu juga seru. Jadi di terbangin waktu akhir acara” Fadil, sang koord dekorasi menanggapi. Lalu kita semua berunding masalah lampion dan fix lah kita pake lampion.

Proposal sudah di revisi. Saatnya siapkan mental dan taktik bersilat lidah untuk mendapatkan acc dari sang kepala sekolah. Bismillah…
Entah mungkin karena pak roedy habis pulang umroh, atau para syaitan dikurung selama bulan ramdahan, proposal dengan cara sedemikian rupa, langsung di acc oleh pak roedy. Alahmdulillah yaallah suenengnya itu nggak kebayang… tau kan gimana susahnya dapetin acc proposal dari kepala sekolah?
Akhirnya, inilah tugas lain Humas. Mensosialisasi masalah lampion. Karena waktu itu sudah libur, susah untuk kita sosialisasi masalah baksos. Yaudah, aku koordinasi sama anggotaku, buat nyebarin info lewat LINE ke masing masing ketua kelas atau perwakilan kelas. Alhamdulillah responnya pada positif mengenai lampion ini.
Pantang menyerah dan putus asa, tak ingat tanggal dan tak ingat rumah, kita bekerja keras menuyusun acara dan mempersiapkan sedemikian rupa acaranya. Sampe nunggu di GC. Sampe ngasih surprise ke Danang di GC sambil nyambi nungguin yg mau bayar lampion. Worth it kalau tau hasilnya J

Rapat demi rapat, bahasan demi bahasan kita lalui dengan suka cita dan tak kenal libur *alay kak maafkan*
Sampailah kita…
H- 10
Masalah datang silih berganti. Kita melaluinya dengan lapang dada meskipun berlinang air mata. Alay tapi seriusan. Aku nangis.
Bayangin, kurang 10 hari, 2 panti ngebatalin undangan karena urusan mendadak. Pusing. Aku langsung koordinasi sama anggotaku, Tyok yg di sms pantinya ya marah-marah di LINE. Aku sms Choi selaku ketua panitia, responnya biasa aja. Aku yg pertama kali ini jadi koord humas, bingung kak.
Terus aku curhat ke ibuk masalah ini, sampe nangis J terus dikasih advices dan motivasi, akhirnya aku bangkit menuju laptop, nyari panti lain. Paginya, tak telpon pantinya. Alhamdulillah pada bisa. Yaallah berkah mu luar biasa. Terus besoknya, ditemani oleh Justin, sang kakak ipar, humas menuju panti yg memberi kabar gembira layaknya Mast*n. dan daftar panti inilah yang menemani perjuangan kita sampai akhir…
Masalah pada dekor, lampionnya datang H-1. Nggak masalah masih bisa nutut. Tapi yg bayar iniloh broo… lamanya… sampe ditalangin dulu, sampe transfer-transfer segala macem.
Selama ini pula kita masih setia mencari dana. Ada yang alamatnya Jagir, tapi gak jelas alamatnya. Justin sama Faishal yang kebetulan dapet alamat itu, pada tanya di LINE grup gini…
“He iki omahe alamate gak jelas. Gak onok gang e” – Justin
“Mungkin itu angka romawi jus” – ratri via LINE tyok
“Sapa nama bapake?” – Justin
“Pak Asmuni”- tyok. Ini nguawur njawabe J pas itu aku tyok dll juga lagi nyari alamat. Bingung dewe. Di jawab sak karep ae
Lalu, dengan segenap keberanian, Justin menjawab pertanyaan tetangga sang pemilik rumah. Seperti ini…
“Mau nyari siapa dek?” –tetangga
“ini bener rumahnya Pak Asmuni?”- faishal
“Wah dek… nggak ada yang namanya pak Asmuni di sini. Nama anaknya siapa?” –tetangga.
Merasa ditipu, Justin segera ngeLINE lagi….
“Gak onok sing jenenge pak Asmuni. Wes emboh gak jelas”- Justin. Seisi mobil langsung ketawa ngakak gak berhenti gara-gara pak Asmuni tok.


H-4
Karena H-4 itu Senin, dan bertepatan sama LOS adik kelas, jadilah kita rapat di Tugu. Bukan rapat sih. Hanya kumpul. Nyari dana lagi. Terus koordinasi sama panitia LOS masalah partisipasi adik kelas untuk baksos.
Terus karena kita buntu, di sekolah gak ngapa-ngapain lagi, aku tanya sama sie acara. Mira.
“Mir, kita nganu bingkisan kapan?”
“kan udah adik kelas yg nganu bingkisannya.”
“bukan. Maksudku beli tas sama bungkus-bungkusnyaa.”
“Oalah.. besok ta? Ke PGS”
“Ayoooo!!!!”
H-3
Ini dari pagi sampe sore, kita sibuk muter-muter. Awalnya muter nyari tempat ngeprint id card sampe muter PGS nyari tas.
Kita, aku mira bunga choi sama dwi, pergi ke PGS. Kita parkirnya di rooftop. Karena parkir penuh. Yaudah nggak apa. Awalnya seneng karena kita parker di rooftop. Yeay bisa lihat kereta (?)
Terus turun ke lantai 4. Mulailah kita mencari tas transparan yang diinginkan Choi. Ujung lanti 4 sampe ujung lantai 4 sebelah sana sini sono sudah kita telusuri. Kita tanya ke setiap took, nggak ada yg jual. Ada 1 yg jual. Tapi harganya masih belum terjangkau anak SMA…
Kita turun ke lantai 3… sama nasibnya seperti di lantai 4. Apalagi aku pake flatshoes yg udah eplek-eplek kebanyakan diinjek. Jadi kudu menyeimbangkan kaki dengan sepatu agar tidak lepas. Dan itu capek…
Karena aku sudah merasa sedikit lelah, akhirnya aku langsung tanya satpam. Dan apa kata pak satpamnya???? “OH ITU DI LANTAI 1 DEK”….. //.---/.-/-./-.-./---/---/---/-.-//
Aku lupa apakah waktu itu kita men-skip lantai 2 atau tetap mencarinya di lantai 2. Langsung aja menuju lantai 1…
Tetep, kita muwuter-muter ujung ke ujung. Ketemu yg unyu tapi gak transparan. Harganya lumayan oeyy… tapi Mira minta kita nyari harga lagi… oke :’)
Akhirnya, diujung kesengsaraan kita, ketemulah tas yg sama dengan harga lebih murah 1000 rupiah dari yg sebelumnya. Wussss rasanya lega banget udah ketemu dan harganya jauh lebih murah. Aku duduk sebentar di kursinya cece nya… lalu Choi berbisik lirih…
“Kainnya bagusan yg tadi…” WTF choi… itu kan contoh. Yg dipajang selama bertahun-tahun, kena debu, kotor, jelas kainnya loyo gitu. Yaallah tuhanku -.-
Yaudah fix kita ambil yg ini. Terus masih dibawa ke gudang nya buat mabil barangnya. Dan itu lumayan jauh…
Aku bunga dan dwi, duduk di emperan toko yang di jual. Karena rolling door nya dingin. Kita nempel disana sampai transaksi choi mira dan penjual selesai. Nempel kyk kipas angin Miyabi. Nanti ada fotonya dibawah…
Lalu selesai. Kita pulang. Langsung tidur sampe buka puasa…
 

Senin, 28 Januari 2013

The Freak Day EVER!!!


Oke ya, udah lama nggak nge post. Sekalinya ngepost, Ratri mau cerita tentang pengalaman terbalak selama Ratri hidup 15 tahun ini…
Kemarin  (28/1/13), ceritanya nih Ratri pulang sekolah tuh. Jam 3 keluar dari sekolah. Pulang bareng sama Hanny. Hanny itu temen sekelasnya Ratri yang se perumahan juga. Nunggu bemo di sebelahnya SMA 5. Lama banget nunggunya. Sekalinya dateng, eh ternyata bemonya nggak ke tujuan. Wah… ini pertanda kalo tol macet nih. Terus, Ratri sama Hanny memutuskan untuk naik bemo yang lain. Di bemo ketemu temen se sekolah juga. Eh, nggak taunya kata Hanny, se perumahan -_- *dunia sempit gyets sob*
Oke lanjut. Kan kalo naik bemo ini, kita turunnya di Pasar Turi atau PGS (Pusat Grosir Surabaya). Terus ganti bemo menuju perumahan kita. Nyampe stasiun Pasar Turi, udah macet aja tuh jalanan. Duuhh… feeling udah buruk. Terlintas dipikirannya Ratri buat naik kereta aja. Kan adatuh kereta yang berhenti di stasiun deket rumah. Maunya sih naik itu, tapi kok…. Akhirnya nggak jadi. Kita tetep turun di Pasar Turi.
Kita turun dari bemo itu, udah gerimis loh. Nunggu bemo ganti, nggak dateng-dateng. Lamaaaaaa….. sampe hujan mulai turun. Awalnya sih gerimis doang. Eh nggak taunya tambah lama tambah deres. Untungnya sih bawa payung. Tapi nggak berguna. Tetep aja basah semua. Hujan angin. Badai. Terus diputuskan, kita masuk ke PGS sambil nunggu ujan reda. Nunggu ya berdiri di PGS, sekitar 1 jam, dan hujan itu nggak reda-reda. Makin deres, makin macet, makin banjir, dan nggak ada satupun bemo yang lewat.
Terus kita putuskan kembali ke tempat kita turun dari bemo yang pertama. Kali aja kita nemuin bemo ke JMP. Biar bisa naik bemo lain dari sana. Itu sekitar jam setengah 5. Nunggu disana sampe jam 5. Eehhh…. Tetep aja nggak ada. Soalnya pada nggak berani lewat situ. Banjirnya sedengkul meeen -___- kita coba telepon operator taxi, pesen satu unit. Telepon bluebird, karena Cuma nomer telepon taxi itu aja yang Ratri hafal. Tapi sibuk, banyak panggilan pesen taxi. Nah, kan nggak tau lagi nomer telepon taxi lain. Mau tanya Bapak kok… bapak pasti juga kejebak banjir pulang kantor. Yaudah, Ratri tanya sama Ryan. Ryan juga nggak tau x_____x disitu awal Ratri mulai putus asa dan nggak bisa berpikir jernih lagi.
Aku tanya ke Hanny sama Maria buat jalan ke daerah yang lebih tinggi. Jalan kita menerjang badai, ombak banjir sedengkul. Gilaaaaaa… udah seragam basah semua, tas juga, hujan angin bikin tambah dingin. Satu lagi! Kita semua belum makan. Dan tau? Ternyata Maria dijemput sama… entah siapa. Yang jelas, sekarang tinggal Ratri dan Hanny yang berjuang untuk kembali ke rumah.
Udah ke tempat yang lebih tinggi dari yang tadi, tetep aja nggak ada taxi ataupun bemo yang lewat. Itu udah jam setengah 6 ya. Wuussss… Kita udah mulai frustasi. Biasanya jam segini kita udah mandi bersih wangi. Sekarang? Nggak tau deh rupa kita gimana -___- pucet, kedinginan, laper, basah, kumus”, lepek, iyeewwhh bangetlah pokoknya.
Aku telepon Ibuk. Bilang kalo masih kejebak macet di PGS, dan nggak ada bemo ataupun taxi. Untung kemarin udah beli pulsa haha =)) *abaikan*. Nggak taunya malah dimarahin sama Ibuk *yak apaseh? -__-* katanya “Ngapain kamu ke PGS?” aku mbatin “Nyari buaya darat -___-“ ya menurutmu? Udah frustasi di jalan, nggak dapet kendaraan, kedinginan, kelaparan, udah kayak orang mbambung itulho. Gilo sampekan. Malah dimarahin -___- bukannya di bantu nyari solusi kek, malah disuruh cepetan pulang. Naik apaaaaaa????????? D0000oohh… melayang? Menghilang? Naik naga terbang? Atau baling bamboo? Dimana-mana macet, banjir. Masyaallaaahhh
Karena sampe jam setengah 6 lebih nggak ada kendaraan, kita putuskan, jalan dari sekolah Stella Maris, ke Ta’miriyah. Mungkin aja ada bemo. Nggak taunya lagiiiiii…. Kata pak satpam Ta’miriyah, Margomulyo macet total! Damn! Fuck! Shit! What the hell! Entah kata umpatan apa lagi yang aku ucap dalem hati. Frustasii meeeeeeeennnnnnnn :\\\\\\
Terus Hanny tanya, aku bawa BB apa enggak. Aku jawab bawa. Dia bilang, browsing aja nomer telepon taxi. Ide cemerlang! Buka tas, cari BB, ketemu, nyalain, daaaaannnnn… KILL ME NOW PLISSS!!! GET THE FUCK OFF! BB ku meninggal!!!! Allahhuakbar. Terpaksa aku langganan internet di Hp satunya. Lemot banget parah. Sudah kebuka, kita telepon satu-satu itu nomer telepon taxi yang ada. Pada sibuk semua. Okeh fine!
Kita tetep nunggu sampe jam setengah 7. Kita telepon lagi. Diangkat meeennn!!! Alhamdulillaaaahhh…. Tapi disuruh nelpon ke nomer lain. Juancoooo -_- matio ae iku operator ee kepettt!!! Kita telepon nomer yang dikasih. Sibuk terus. Kita tetep telepon sampe diangkat. Akhirnya kita pesen satu unit. Tapi nunggunyaaaa sejaammm.
Ratri berdiri, jalan agak ke tengah tuh. Nyegatin taxi kosong yang lewat, tapi pada nggak mau berhenti. Pada nggak mau duit nih orang? Gilaaa. Frustasi parah aku di jalan. Hampir nangis yaallaah. Nggak pernah segininya aku menderita :’((( aku dzikir terus, baca sholawat, sampe asmaul husna 99 itu tak baca. Terusss tak baca. Wes pasrah aku -_-
Alhamdulillah allah mendengar doaku. Jam setengah 8, ada taxi yang nurunin penumpang di Ta’miriyah. Langsung aja aku masuk ke dalem taxi nya. Ngajak Hanny cepetan masuk. Jadi ceritanya itu pembajakan taxi =)) Aku bilang “Benowo pak” supir taxinya kelihatan capek banget. Tapi aku lebih capek lagi pak -__- “Lewat mana mbak?” pak nya tanya gitu. Aku kan nggak seberapa tau jalan yang kalo hujan nggak macet. Aku bilang “lewat mana aja pak. Yang nggak macet. Yang penting kita sampe rumah. Capek aku pak.” Aku sampe bilang kayak gitu =))
Sepertinya, pak supir nya mau lewat Margomulyo. Tapi macetnya masyaallah lillahitaallaaaa. Terus Hanny bilang “Lewat Darmo aja” yaudah aku setuju. Yang penting nggak macet. Terus aku mbatin “Lewat darmo? Jauh banget muternya ke Benowo btw” tapi yasudahlah. Nyampe monument Bambu Runcing, pak supirnya tanya “kalo Darmo keluar mana mbak?” tuh kan, Ratri bilang juga apa. Yaudah aku bilang “Lewat Asem Rowo aja pak. Lewat Tidar, keluar Asem Rowo terus Tanjung Sari.” Tak tinggal tidur. Nguantuk, cuapek. Terus ibuk ku telepon, tanya sampe mana. Aku lihat alamat toko. Biasanya kan adatuh. Ratri jawab, sampe jalan Widodaren, deket jalan Arjuno. Aku tidur lagi.
Pas bangun, aku lihat nama jalan. Jalan Arjuno Raya kalo nggak salah. Lho kok muter-muter ae? -__- argo taxi udah mahal pula. Udah 60rb. Bapak telpon. Aku bilang, nyampe jalan Arjuno pak. “Lho kok muter-muter aja daritadi? Mau lewat mana? Simo macet total lo mbak. Wes, bilang pak supirnya, suruh lewat tol, terus keluar tol Gresik. Entar lewat Stadion bung Tomo aja keluarnya.” Oke. Aku bilang gitu ke pak supirnya. Tapi apadaya jalanan masih macet di Pasar Kembang gara-gara pembangunan fly over. Pak supirnya ngantuk pula. Nabrak body belakangnya mobil Grand Max. untung aja nggak papa. Dan untung aja yang di tabrak bual alphard, atau landcruiser -_-
Udah lewat kan yaa… masuk ke Tol Banyu Urip. Pak supir nya minta ijin cuci muka, soalnya ngantuk. Ya nggak apa. Daripada terjadi hal yang enggak-enggak? Masuk deh tuh ke tol. Wuaaahhhh….. jalan masuknya sih lancar. 1 km kemudian……. Semua berhenti. Tidak ada yang bergerak. Frustasi di tol udah jam setengah 10 malem. Ibuk, Ryan, pada sms gantian. Tanya keadaan. Ya gini-gini aja. Dan batre Hp udah merah. Tetep aja belum jalan. Tak tinggal tidur lagi. Hanny juga tidur. Kita semua capek. Lelah sama ini semua.
Terus udah mulai jalan, lancar. Jam 11 itu udah sampe Margomulyo. Kan lewat Gresik. Naik ke tol atas. Macet lagiiiiiii…. Tapi nggak lama. Terus keluar tol. Lewat gresik. Lewat gelora Bung Tomo. Dan menuju ke Benowo. Sampe rumah itu jam setengah 12 malem. Freak day! Lebih freak lagi itu ongkos taxinya. 200rb. Muatiiiiiiii……. Uang segitu buat taxi tok. Dibuat makan, nonton, main seharian di GC lak enak =)) tapi ya daripada nggak pulang? -_- aku urunan sama Hanny. 100rb an. Aku sama Hanny janjian hari ini nggak masuk. Haahahahaaha…
This is the biggest, the scariest, the worst experience I have ever been for 15th years! Thanks for giving me this experience God. I would be thankful to you. Love you :* Alhamdulillaaaaahhh


NB :
1.       Thanks to Pak Agus Purwanto. Bluebird’s driver OP 1086. Makasih udah memulangkan kita berdua dengan selamat sampe rumah. Semoga rejekinya lancar terooossssss (y)
2.       Makasih buat Hanny yang udah nemenin Ratri menerjang masalah hari ini. Untung nggak sendirian yaaaaa :**** ({{{}}})
3.       Makasih buat bapak sama ibuk yang nggak motong uang bulanan Februari-ku gara-gara dibuat naik taxi =))ya masa tega sih sama anaknya sediri? Wkwk muahh :***
4.       The last… makasih buat Ryan yang udah nemenin dan ngasih semangat buat Ratri lewat SMS ({})


Senin, 10 Desember 2012

Ratri lelah :')


Ratri lelah
Ratri capek belajar. Bukan belajar dalam artian luas, yaitu menuntut ilmu. Karena setiap hari manusia pasti menuntut ilmu. Belajar yang ratri maksud disini adalah, belajar yang harus sesuai dengan kurikulum.
Tahukah anda wahai orang yang membuat kurikulum…
Pelajar Indonesia sejujurnya lelah jika metode pembelajaran seperti ini. Pelajaran yang diberikan pun tidak efektif. Karena apa? Murid dituntut untuk bisa menguasai semua mata pelajaran yang telah disediakan oleh Negara.
Lihatlah masa depan orang terdahulu yang sekarang masa depannya sudah menjadi masa kini… Dulu mereka dijejali pelajaran juga sama banyaknya. IPA, IPS, Bahasa. Meskipun masuk IPA, semua mata pelajaran masih adaa kecuali IPS, itupu sejarah masih termasuk. Sekarang lihatlah… apa guna dari semua ilmu yang diberikan oleh guru. Belum tentu kan semua mata pelajaran itu pasti murid gunakan di masa mendatang?
Kenapa kalian tidak mencontoh cara belajar masyarakat luar negeri? Pemerintah Negara lain, hanya menganjurkan muridnya memilih 2 pelajaran pasti. Sains dan Matematika. Sisanya, sesuai dengan bakat minat masing-masing murid.
Sedangkan Indonesia? Semua mata pelajaran harus diikuti. Suka atau tidak suka, kalian harus bisa. Dengan cara inilah pendidikan di Indonesia tidak berkembang, justru menurun. Karena muridnya lelah untuk berpikir, untuk mempelajari hal yang sesungguhnya mereka tidak suka, tapi demi mengejar ijazah kelulusan, mereka harus menyukainya.
Kalau begitu caranya, bagaimana mutu pendidikan Indonesia akan maju? Pikirkanlah generasi penerus bangsa. Mereka tidak akan membanggakan Indonesia karena bisa menguasai semua mata pelajaran. Tidak akan pernah karena tidak akan ada yang bisa. Jadi percuma jika pembuat kurikulum pendidikan di Indonesia masih mengira bahwa pelajar Indonesia akan semakin pintar jika menguasai semua mata pelajaran.
Ratri katakana, itu kesalahan terbesar yang pernah anda lakukan untuk kemajuan mutu pendidikan di Indonesia. Karena Ratri berangggapan, semua itu tidak efektif.


ini hanya sekedar pendapat Ratri, karena Ratri lelah untuk mempelajari semua ini :')