pertama-tama...
Kami, selaku Panitia Bakti Sosial SMAN 1 Surabaya,
mengucapkn terima kasih atas keridhoan Allah dalam acara ini. Atas kelancaran
yang di berikan olehNya dari awal persiapan hingga akhir acara. Alhamdulillah.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Surabaya, pak
Yo, para wakasek (pak roedy, pak ari, pak sar, pak pri).
Terima kasih kepada para guru, karyawan dan murid-murid SMAN
1 Surabaya, yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan acara baksos tahun 201
ini.
Terima kasih kepada YAMAHA. Atas kerjasama yang dilakukan
dengan kami. Terima kasih karena sudah membuat acara ini berjalan lancar.
Dan, terima kasih dengan setulus
hati, untuk panitia acara baksos. Tanpa kalian, baksos ini nggak akan berjalan
lancar seperti ini J
Acara baksos smasa berlangsung tanggal 18 Juli 2014.
Bertempat di lapangan dalam SMAN 1 Surabaya. Sponsor utama kita, YAMAHA.
Panitia kita terdiri dari 61 orang yang dipilih melalui perwakilan tiap-tiap
ekskul. Kerja keras panitia membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Acara dapat
berjalan lancar walau ada sedikit kendala.
H-1 bulan.
Kita, para panitia, berkumpul untuk rapat perdana. Membahas
masalah proker tiap Sie. Aku, koord humas. Anggotaku, tyok lisa saras (terima
kasih Humas galauers). Tiap sie mendapatkan tugasnya masing-masing. Setelah
itu, membahas tema acara dan rundown oret-oretan. Terus bahas target dana dan
dekorasi.
Rapat ke-2.
Kita membahas masalah dana, dekorasi dan isi acara. Untuk
dekorasi, kita sampe heboh di LINE grup baksos. Karena pada awalnya kita
menggunakan tema Arabian gitu, ada yang ngusulin dekorasinya pake unta. Mulai
dari bikin unta dari gabus, sampai mau nyewa unta di KBS -.- pembahasan masalah
unta ini berlangsung kurang lebih 1 minggu di LINE. Wtf.
Untuk acara, kita sibuk untuk usul isi acara yang beda dari
tahun kemarin, fresh, dan nggak ngebosenin. Dan dapatlah ide. Kita mau
mengadakan bazaar. Bazaarnya itu isinya kita jual takjil tiap kelas. Jadi
sekalian belajar wirausaha (?). kesalahan kita, kita sudah sosialisasi masalah
bazaar ini sebelum proposal di revisi. Jadilah, pak roedy nggak setuju dengan
acara bazaar. Alasannya, nanti acara baksosnya nggak terlihat. Dan acar bakal
terganggu dengan transaksi jual beli takjil. Akhirnya rencana ini, batal.
Untuk dana, sie dana usaha sudah
mendapatkan daftar target donator. Lalu pembagian tim cari dana. Terbagi dalam
5 wilayah. Timur, barat, selatan, utara, dan pusat. 1 tim terdiri dari 5-7
panitia. Yang diambil dari sie dana usaha, humas, konsumsi, kamjin, dan
transportasi. Pengecualian, koord selain koord dana usaha, boleh ikut boleh
tidak. Alhamdulillah.
Hari berikutnya….
Setelah pembagian tim cari dana, menyebarlah kita ke
rumah-rumah para donatur yang baik hati. Hari pertama berjalan lancar dan
memperoleh hasil yang lumayan. Hari kedua, aku ikut turun tangan. Sekalian
humas nyebar udangan ke panti asuhan. Alhamdulillah, 3 panti asuhan mengatakan
bersedia dating dalam acara baksos. Lalu dilanjut dengan mencari dana lagi. Dan
Alhamdulillah dapet lumayan lagi.
Rapat ke-3.
Rapat ini membahas panti asuhan yang diundang, masalah acara
dan dekorasi serta uang kas. Wkwk
Panti asuhan yg sudah fix, 3 panti. 1 panti asuhan masih
dalam proses “nanti kami kabari lagi ya mbak”.
Dekorasi sibuk dengan model panggung dan backdrop nya.
Acara sibuk dengan paerganian acara dari bazaar menuju ke
sesuatu yang bakal mengejutkan *wualay*. Lalu berbagai usulan masuk. Aku gak
mau kalah, jadilah aku ikut usul…
Karena terinspirasi dari ftv yang aku lihat sebelum
berangkat rapat, ada yg nerbangin lapion gitu. Meskipun itu ceritanya
cinta-cintaan -.-
“Rek, gimana kalau pake lampion? Di terbangin gitu?” aku
usul dengan antusias bakal nerbangin bareng sang kekasih, namun aku lupa.
Kekasihku masih on the way.
“Boleh! Itu juga seru. Jadi di
terbangin waktu akhir acara” Fadil, sang koord dekorasi menanggapi. Lalu kita
semua berunding masalah lampion dan fix lah kita pake lampion.
Proposal sudah di revisi. Saatnya siapkan mental dan taktik
bersilat lidah untuk mendapatkan acc dari sang kepala sekolah. Bismillah…
Entah mungkin karena pak roedy habis pulang umroh, atau para
syaitan dikurung selama bulan ramdahan, proposal dengan cara sedemikian rupa,
langsung di acc oleh pak roedy. Alahmdulillah yaallah suenengnya itu nggak
kebayang… tau kan gimana susahnya dapetin acc proposal dari kepala sekolah?
Akhirnya, inilah tugas lain Humas. Mensosialisasi masalah
lampion. Karena waktu itu sudah libur, susah untuk kita sosialisasi masalah
baksos. Yaudah, aku koordinasi sama anggotaku, buat nyebarin info lewat LINE ke
masing masing ketua kelas atau perwakilan kelas. Alhamdulillah responnya pada
positif mengenai lampion ini.
Pantang menyerah dan putus asa, tak ingat tanggal dan tak
ingat rumah, kita bekerja keras menuyusun acara dan mempersiapkan sedemikian
rupa acaranya. Sampe nunggu di GC. Sampe ngasih surprise ke Danang di GC sambil
nyambi nungguin yg mau bayar lampion. Worth it kalau tau hasilnya J
Rapat demi rapat, bahasan demi bahasan kita lalui dengan
suka cita dan tak kenal libur *alay kak maafkan*
Sampailah kita…
H- 10
Masalah datang silih berganti. Kita melaluinya dengan lapang
dada meskipun berlinang air mata. Alay tapi seriusan. Aku nangis.
Bayangin, kurang 10 hari, 2 panti ngebatalin undangan karena
urusan mendadak. Pusing. Aku langsung koordinasi sama anggotaku, Tyok yg di sms
pantinya ya marah-marah di LINE. Aku sms Choi selaku ketua panitia, responnya
biasa aja. Aku yg pertama kali ini jadi koord humas, bingung kak.
Terus aku curhat ke ibuk masalah ini, sampe nangis J terus dikasih advices
dan motivasi, akhirnya aku bangkit menuju laptop, nyari panti lain. Paginya,
tak telpon pantinya. Alhamdulillah pada bisa. Yaallah berkah mu luar biasa.
Terus besoknya, ditemani oleh Justin, sang kakak ipar, humas menuju panti yg
memberi kabar gembira layaknya Mast*n. dan daftar panti inilah yang menemani
perjuangan kita sampai akhir…
Masalah pada dekor, lampionnya datang H-1. Nggak masalah
masih bisa nutut. Tapi yg bayar iniloh broo… lamanya… sampe ditalangin dulu,
sampe transfer-transfer segala macem.
Selama ini pula kita masih setia mencari dana. Ada yang
alamatnya Jagir, tapi gak jelas alamatnya. Justin sama Faishal yang kebetulan
dapet alamat itu, pada tanya di LINE grup gini…
“He iki omahe alamate gak jelas. Gak onok gang e” – Justin
“Mungkin itu angka romawi jus” – ratri via LINE tyok
“Sapa nama bapake?” – Justin
“Pak Asmuni”- tyok. Ini nguawur njawabe J pas itu aku tyok dll
juga lagi nyari alamat. Bingung dewe. Di jawab sak karep ae
Lalu, dengan segenap keberanian, Justin menjawab pertanyaan
tetangga sang pemilik rumah. Seperti ini…
“Mau nyari siapa dek?” –tetangga
“ini bener rumahnya Pak Asmuni?”- faishal
“Wah dek… nggak ada yang namanya pak Asmuni di sini. Nama
anaknya siapa?” –tetangga.
Merasa ditipu, Justin segera ngeLINE lagi….
“Gak onok sing jenenge pak
Asmuni. Wes emboh gak jelas”- Justin. Seisi mobil langsung ketawa ngakak gak
berhenti gara-gara pak Asmuni tok.
H-4
Karena H-4 itu Senin, dan bertepatan sama LOS adik kelas,
jadilah kita rapat di Tugu. Bukan rapat sih. Hanya kumpul. Nyari dana lagi.
Terus koordinasi sama panitia LOS masalah partisipasi adik kelas untuk baksos.
Terus karena kita buntu, di sekolah gak ngapa-ngapain lagi,
aku tanya sama sie acara. Mira.
“Mir, kita nganu bingkisan kapan?”
“kan udah adik kelas yg nganu bingkisannya.”
“bukan. Maksudku beli tas sama bungkus-bungkusnyaa.”
“Oalah.. besok ta? Ke PGS”
“Ayoooo!!!!”
H-3
Ini dari pagi sampe sore, kita sibuk muter-muter. Awalnya
muter nyari tempat ngeprint id card sampe muter PGS nyari tas.
Kita, aku mira bunga choi sama dwi, pergi ke PGS. Kita
parkirnya di rooftop. Karena parkir penuh. Yaudah nggak apa. Awalnya seneng
karena kita parker di rooftop. Yeay bisa lihat kereta (?)
Terus turun ke lantai 4. Mulailah kita mencari tas
transparan yang diinginkan Choi. Ujung lanti 4 sampe ujung lantai 4 sebelah
sana sini sono sudah kita telusuri. Kita tanya ke setiap took, nggak ada yg
jual. Ada 1 yg jual. Tapi harganya masih belum terjangkau anak SMA…
Kita turun ke lantai 3… sama nasibnya seperti di lantai 4.
Apalagi aku pake flatshoes yg udah eplek-eplek kebanyakan diinjek. Jadi kudu
menyeimbangkan kaki dengan sepatu agar tidak lepas. Dan itu capek…
Karena aku sudah merasa sedikit lelah, akhirnya aku langsung
tanya satpam. Dan apa kata pak satpamnya???? “OH ITU DI LANTAI 1 DEK”…..
//.---/.-/-./-.-./---/---/---/-.-//
Aku lupa apakah waktu itu kita men-skip lantai 2 atau tetap
mencarinya di lantai 2. Langsung aja menuju lantai 1…
Tetep, kita muwuter-muter ujung ke ujung. Ketemu yg unyu
tapi gak transparan. Harganya lumayan oeyy… tapi Mira minta kita nyari harga
lagi… oke :’)
Akhirnya, diujung kesengsaraan kita, ketemulah tas yg sama
dengan harga lebih murah 1000 rupiah dari yg sebelumnya. Wussss rasanya lega
banget udah ketemu dan harganya jauh lebih murah. Aku duduk sebentar di
kursinya cece nya… lalu Choi berbisik lirih…
“Kainnya bagusan yg tadi…” WTF choi… itu kan contoh. Yg
dipajang selama bertahun-tahun, kena debu, kotor, jelas kainnya loyo gitu.
Yaallah tuhanku -.-
Yaudah fix kita ambil yg ini. Terus masih dibawa ke gudang
nya buat mabil barangnya. Dan itu lumayan jauh…
Aku bunga dan dwi, duduk di emperan toko yang di jual.
Karena rolling door nya dingin. Kita nempel disana sampai transaksi choi mira
dan penjual selesai. Nempel kyk kipas angin Miyabi. Nanti ada fotonya dibawah…
Lalu selesai. Kita pulang. Langsung tidur sampe buka puasa…